Agenda pengembangan Sumber Daya Manusia dewasa ini merupakan program prioritas baik pemerintah maupun swasta, yang masuk dalam kategoris sangat mendesak. Hal ini bukan hanya karena kebutuhan bangsa Indonesia akan pemimpin-pemimpin yang tangguh dimasa depan, juga karena tantangan yang berupa globalisasi dan Westernisasi telah merasuk kedalam cara berfikir, bersikap dan cara hidup generasi muda. Tantangan ini boleh jadi akan mempengaruhi kualitas intelektual dan juga moral spiritual mahasiswa. Dalam situasi seperti ini, sistim pendidikan perguruan tinggi yang hanya terfokus pada aspek akademik atau intelektualitas tidaklah cukup memadahi. Diperlukan pembinaan dan pendidikan ekstra bagi mahasiswa di perguruan tinggi, agar tranformasi ilmu, nilai dan ketrampilan dapat berjalan semaksimal dan seoptimal mungkin.
Sebagaimana yang termaktub dalam PP No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dinyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan melalui proses proses pembelajaran yang mengambangkan kemampuan belajar mandiri. Untuk tercapainya sumber daya manusia yang menguasai IMTAQ, dalam rangka kelancaran proses belajar di suatu lembaga pendidikan, perlu kiranya didukung dengan fasilitas yang memadai, termasuk didalamnya adalah asrama. Pada pasal 109, disebutkan bahwa mahasiswa memperoleh hak layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari Peraturan Pemerintah di atas nampak bahwa ketersediaan tempat tinggal yang layak huni bagi siswa dalam mendorong iklim pendidikan yang lebih baik dan komprehensif dengan tidak mengandalkan pertemuan saat proses belajar mengajar di dalam kelas saja tetapi di luar kelas juga. Pembentukan intelektualitas dalam bidang keilmuan harus diimbangi dengan pembentukan kecerdasan emosional dan pembinaan mental sepiritual sebagai upaya kita membentuk kualitas siswa yang kaffah. Sudah barang tentu upaya ini membutuhkan suatu aktifitas yang kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini tidak mungkin terlaksana dengan baik kecuali harus didukung dengan sarana kampus yang memadai termasuk asrama dan sarana-prasarana siswa. Dengan demikian, pihak lembaga pendidikan tersebut dapat melaksanakan proses belajar mengajar serta pendidikan secara maksimal selama 24 jam.